Sunday, January 30, 2011

Ghazwul fikri

      Seorang guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Si guru berkata,


"Saya punya permainan...Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka berserulah "Pemadam!"

         Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti. Si guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, 

"Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!".

      Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya.

          Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Si guru tersenyum kepada murid-muridnya.


"Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya."

" Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

         "Keluar berdua-duaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, seks sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.""


Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya. Faham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Faham cikgu..."

          "Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Cikgu ada Qur'an, cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah tanpa memijak karpet?"


Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya si Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
            "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar."

             "Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat."


" Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."
          "Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda."

"Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan."

           "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita.."Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya mereka.

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi..apa lagi yg tercengang2 tu?? ayuh kita kejutkan umat Islam lain yg masih tertidur!!!

APA ITU GHAZWUL FIKRI??

Ghazwul fikri berasal dari kata “al-ghazw” dan “al fikr”, yang secara harfiah dapat diertikan “perang pemikiran”. Ringkasnya ialah usaha oleh pihak musuh-musuh Allah SWT untuk meracuni pemikiran umat Islam agar umat Islam jauh dari Islam sehingga mereka membenci Islam, dan akhirnya Islam dihapuskan terus sehingga ke akar umbinya. Usaha ini telah berlangsung beratus-ratus tahun dan sehingga kini.

Ghazwul fikri telah bermula ketika kaum Salib dikalahkan dalam sembilan siri peperangan besar. Allah memenangkan kaum Muslimin dalam pertempuran-pertempuran tersebut. Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya mendorong kaum salib mencipta  taktik baru. Cara mereka bukan lagi berupa penyerangan secara fizikal, tetapi musuh -musuh Allah itu mengirimkan ahli-ahli terbaik mereka ke kota Makkah untuk mempelajari Islam. Niat atau motivasi mereka sudah tentu bukan untuk mengamalkan Islam, melainkan untuk menghancurkannya dari dalam. Pembela­jaran dengan niat jahat itu ternyata berhasil. Tafsir dikuasai, hadith dimengerti, khazanah ilmu Islam digali. 

Setelah sampai ke tahap dan tingkat ahli ilmu-ilmu ini, para pembelajar Islam dari kaum Salib ini kembali ke Eropah, lalu membentuk Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengetahui kelemahan umat Islam agar dapat mereka kuasai.
Kesungguhan mereka dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa. Sampai dalam sejarah diungkapkan kisah seorang pembelajar Islam dari kaum salib yang rela meninggalkan anak isterinya hanya untuk mengembara ke negara Islam dengan niat untuk mencari kelemahan negara-negara Islam itu. 
 
Di antara penyataan musuh Allah ini ialah, “Sia-sia kita berperang melawan umat Islam selagi mana mereka berpegang teguh pada agama mereka. Jika pegangan mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa apa. Oleh karena itu, tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka, barulah kita mudah mengalahkan mereka.” Pada mereka sia-sia memerangi umat Islam, selagi di dada pemuda pemuda Islam Al-Qur`an masih bergelora. Tugas kita kini adalah mencabut Al-Qur`an hati mereka, barulah kita akan menang dan menguasai mereka.”

Syaitan laknatullah itu dahulunya menghina serta melecehkan Islam melalui lisan mereka dengan cara sederhana tanpa dukungan hasil teknologi canggih. Tetapi kini, penghinaan serta pelecehan itu dilakukan dengan hebatnya yang mempergunakan sarana moden yang super canggih. Di sisi lain, musuh musuh Islam berupa syaitan manusia itu hebat dan licik. Struktur dan lembaga lembaga Internasional, baik politik maupun ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ketenteraan dan bidang bidang penting lainnya hampir seluruhnya berada dalam genggaman mereka. 




 Makanya perputaran roda organisasi dan lembaga lembaga dunia itu sepenuhnya dapat mereka kendalikan secara sangat sistematik tanpa disedari oleh umat Islam, yang sebahagiannya masih sangat dungu dan belum tersentuh oleh dakwah. 

Dalam bidang komunikasi khususnya  misalnya, hampir seluruh sumber berita berada dalam genggaman mereka, baik yang berskala internasional maupun nasional. Maka tak dapat dibantah bahawa media massa yang didominasi atau dikuasai oleh kalangan anti Islam, yang melihat Islam sebagai ancaman bagi kepentingan politik dan ekonomi mereka. contohnya ia berusaha agar masyarakat dunia membenci Islam dan menjauhinya, serta menanamkan keraguan dalam dada kaum muslimin akan kebenaran dan urgensi Islam di dalam hidup. 



Dahulu, para penjajah menyerang kaum Muslimin dengan senjata bom, meriam dan peluru. Serangan itu hingga kini sebetulnya masih tetap berlangsung. Hanya yang dijadikan sasaran bukan lagi jasmani, tetapi akidah umat Islam. Salah satu tujuannya ialah bagaimana agar fikrah atau akidah umat Islam rosak. Tujuan paling akhir adalah bagaimana agar Islam dan umat Islam berhasil dihabisi riwayatnya dari bumi Allah SWT ini. 




Serangan inilah yang disebut ghazwul fikri (perang ideologi). Dan senjata yang dipergunakan bukan lagi bom atau peluru, tetapi surat kabar, majalah, radio, televisyen dan media media massa lainnya, baik cetak mahupun elektronik, baik yang sederhana, mahupun yang super canggih. 

Satu hal lagi yang tidak boleh kita dilupa kan adalah, muncul nya musuh musuh Islam dari dalam tubuh umat Islam sendiri tanpa kita sadari. Misalnya ada nya ‘tokoh’ Islam yang diberi panggilan Haji atau profesor-doktor, yang konotasinya pembela Islam, sehingga dikira umat Islam, ia memang pembela Islam, padahal sebaliknya,. Kadang-kadang menimbulkan perpecahan di kalangan kaum Muslimin. Sebagian mereka mengaku beragama Islam, namun takut (phobia) kalau Islam berkembang di muka bumi Allah SWT yang fana ini

Malangnya,kini apabila kita lihat masyarakat sekarang tidak sedar akan rencana musuh Allah ini. Apa yang benar dan apa yang salah kelihatan sama bahkan lebih cenderung kepada yang salah.Malahan ada yang tersedar darinya terus alpa mengikutnya.Kita dapat lihat sekarang bahawa musuh-musuh Allah ini hampir berjaya deangan rencana mereka.Dalam negara kita sahaja sungguh beribu macam agenda yang mereka aturkan.Pemuda-pemudi larut dalam dunia yang di indahkan oleh mereka ini.
Antara musuh- musuh Islam;
 
1) ZIONIS-ingin menubuhkan zionis raya(pakatan zionis) dengan menakluki tanah Palestin

 
2) NASRANI- penyelewengan terhadap hukum-hukum islam dan mencetuskan was-was dalam hati umat islam

 
3) ORIENTALIS- pakar/pengkaji ilmu Islam bagi tujuan untuk mengelirukan dan menyesatkan orang Islam

 
4) SEKULAR- membeza-bezakan hukum Islam dari konsep pemerintahan(negara)

 
5) KAPITALIS- membenarkan perebutan haram terutamanya dalam konsep jual beli (menghalalkan riba)

 
6) NASIONALIS-sikap berpuak-puak yang menghalang penyatuan hati umat-umat Islam

 
Antara strategi musuh islam;

 
1) menghancurkan fikrah insani
2)merosakkan akhlak orang-orang islam (menghilangkan rasa malu dalam diri umat islam menyebabkan      mereka membuat perkara-perkara yang dilarang)
3) melarutkan keperibadian islam
 
Antara serangan  adalah melalui;
1.     Media
2.     Pendidikan
3.     Penerbitan
4.     Hiburan
5.     Sukan
. .     Fesyen 

MasyaAllah betapa hebatnya rencana-rencana mereka tapi kita sebagai ummat mesti yakin sungguh rencana Allah lebih hebat dan tak mampu mereka tandingi.


وَمَكَرُوا وَمَكَرَ الله وَاللهُ خَيرُ المَاكِرِينَ
Wamakaru wamakarallah, Wallahu khairulmaakirin.(Ali-Imran: 54)

Dan mereka merancang, dan Allah juga merancang, dan (ingatlah), sesungguhNya Allah sebaik-baik perancang.